Senin, 20 Februari 2012

Dauroh Mar’ah Sholehah II (DMS II)


18- 19 Februari 2012 in Dauroh Mar’ah Sholehah II (DMS II)

DMS II?
DMS I nya kapan?? (cari tau sendiri ya…)

DMS II tidak lain dan tidak bukan adalah program kegiatan kemuslimahan yang digawangi oleh 2 lembaga besar, Jarmusda Puskomda FSLDK Sumut dan DKK KAMMI Komisariat UNIMED. Peserta adalah muslimah dari kampus Sumatera Utara yang telah memenuhi kualifikasi (jadi gak sembarangan lho). Dengan membawa tema “ Be a great muslimah in our campus “, instruktur, SC, serta OC berupaya memberikan persembahan terbaik kepada para peserta. Jumlah peserta kali ini sebanyak 64 orang yang berasal dari kampus Medan; UNIMED, IAIN, USU, POLMED, UMN, UISU, luar Medan; UNA, Bina Karya Tebing Tinggi, IAIDU Tebing Tinggi, dan STKIP Budi Daya Binjai.
 Senyum DMS, Senyum Muslimah ^_<

Hari pertama DMS II
Bismillah.. Kembali mengukir sejarah dakwah di gedung Aula FE. Panitia mulai beraksi sejak pukul 7.30, memastikan bahwa all iz well. Satu persatu peserta hadir, registrasi, dan ambil PW. Opening Ceremony dan forum langsung dikondisikan oleh MOT yang cukup capable di bidangnya. Yupzz, materi pertama Fiqh Tabaruj* mendapat antusias penuh dari para peserta. Keinginan untuk menuntut ilmu terlihat jelas di wajah mereka serta banyaknya pertanyaan yang bermunculan ketika session diskusi. Bersama Ustadzah Elvi, Lc., peserta dan semua yang ada di forum tercerahkan oleh keluasan ilmu serta keluwesan dalam penyampaiannya. Tidak cukup rasanya membahas fiqh ini dalam waktu 2 jam. Apalagi tamabahan FGD yang rada bikin dilema dan galau. Pilih mana ya?? Alhamdulillah, ustadzah tersebut bersedia untuk mem- follow up bidang ini setelah DMS II (bahkan sampai teken surat perjanjian lho).

Tidak hanya mendapat tambahan ilmu lewat materi, namun peserta juga mempunyai target hafalan dan amalan lainnya yang harus dipenuhi selama DMS II berlangsung. Untuk menjaga atmosfer ruangan dan seisinya tetap semangat dan ceria, peserta mengekspresikan perasaan mereka lewat games dan karya (Ekspresinya MAnaa, pohon harapan, dkk). 

Beralih ke Manajemen Aksi. Yapzz, bersama K’Sabita yang sudah lama bergelut dan expert di sana, peserta diajarin bicara di depan public. Siapa sih yang gak ingin direspect orang lain ketika bicara? Untuk itu, peserta mengadakan simulasi manajemen orasi di pelataran mesjid kampus UNIMED. Luarbiasa! Ternyata jauh dari apa yang diprediksi. Output materi ke- 2 ini apa ya? Udah bisa diajak aksi tuh!

Kelelahan yang penuh keceriaan mengakhiri DMS hari pertama. Bagaimana pula dengan hari kedua?? Cekidot….

Hari kedua DMS
Tidak hanya Aula FE, ternyata gedung lain juga turut ingin namanya tertorehkan dalam sejarah dakwah. DMS II hari kedua berlangsung di VIP Room Serbaguna UNIMED.
Relaksasi dilakukan untuk memastikan peserta siap menerima materi. Pemateri kali ini adalah seorang motivator sekaligus testimony person. K Nur’ainun menemani peserta dalam Training Be A Great Muslimah. Bercerita lewat kkisah memang lebih menyentuh daripada hanya teori belaka. Dan inilah yang dirasakan oleh para peserta, bukti ada di depan mereka. semoga termotivasi untuk terus berprestasi dan raih gelar sarjana secepatnya. Okeh!

Ba’da zuhur, ada satu materi lagi. Sengaja dibuat di akhir, karena ini merupakan salah satu materi dan pemateri yang ditunggu- tunggu. (Artinya 3 materi sebelumnya sudah membuat peserta seolah tak ingin beranjak sekejap pun dari bangkunya. Hingga mereka masih ada di materi akhir. Artinya apa coba?? Ribet ahhh). Karakter Akhwat Haraki. Inilah materi terkahir bersama Ustadzah Prihatin Ningsih, yang kerap dipanggil K’Titin. Tuk isi materinya nanti bisa ditanyakan langsung kepada teman- temannya yang hadir di DMS II. Sedikit yang bisa saya simpulkan, akhwat haraki itu tidak dilihat dari tampilan fisik. Ingat, bukan dilihat dari tampilan fisik. Sekalli lagi, bukan…. (sebutkan sendiri ya). Namun lebih pada tampilan hatinya. Kejelasan dirinya dalam wala’ dan bara’, ketercapaian muwashofat, konsisten pada akhlak kenabian. 

Peserta terbaik hasil seleksi tim instruktur diumumkan. Closing ceremony dilakukan. Dalam penutupan, koord. Jarmusda Puskomda FSLDK Sumut menyampaikan beberapa hal kepada peserta. “DMS II tidak hanya berhenti sampai di sini saja. Kita butuh para da’iyah yang kafa’ah di bidang fiqh, aksi, serta motivasi. Untuk itu, kerjasama dengan pihak terkait haruslah kita sambut dengan antusias. Ketiga bidan ini akan di follow up langsung oleh mereka yang expert, sehingga kita memang muslimah yang keberadaannya dirasakan oleh masyarakat di sekitarnya,”demikian kira- kira bunyinya.
Acara diakhiri dengan saling bersalam- salaman dan ukhuwah terasa indahnya.(20/02san)

*a.n. Koord. Jarmusda Puskomda SU dan DKK Komed, jazakumullah khairan katsiran tuk semuanya yang telah berpartisipasi dalam kelancaran DMS II.


Minggu, 05 Februari 2012

Kenapa Mahasiswa Harus Mentoring?

       Staff Div. Ke- LDK- an

Mahasiswa, tidak asing lagi bagi kita. Sosok yang diharapkan menjadi agen perubah, yang dibentuk untuk menjadi pemimpin masa depan, yang dipermak untuk bisa menaklukkan dunia. Mahasiswa, ya mereka lah para pemuda. Kesadaran akan peran besar yang diemban oleh para mahasiswa tentu angat dinantikan oleh masyarakat. Bagaimana jika para mahasiswa masih menganggap dirinya hanya sebagai pengguna tanpa memikirkan cara untuk bisa menjadi pencipta? Jika para mahasiswa masih menunggu untuk suatu keajaiban terkait masa depannya tanpa ada usaha? Tentu ini menjadi satu permasalahn yang perlu diberi perhatian khusus.

Mari melirik pada kondisi mahasiswa muslim saat ini. Tidak jarang dari mereka yang tidak paham akan eksistensi mereka di dunia kampus. Dengan kata lain, hanya sedikit yang menunjukkan keseriusan mereka dalam mengemban amanah yang cukup besar sebenarnya. Satu hal yang menjadi sorotan kita adalah bahawa masih banyaknya mahasiswa muslim yang belum menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslim. Sangat jauh. Ini adalah satu permasalahan yang akan memicu merebaknya berbagai permasalahan lainnya di dunia kampus.

Berbagai tawuran, pengrusakan gedung perkuliahan, hingga keterlibatan mahasiswa dalam penggunaan obat2an terlarang dan seks bebas, adalah beberapa dampak negative yang lahir sebagai akibat dari minimnya pemahaman agama mereka. Jika hal ini terjadi siapa yang pantas disalahkan? Sungguh ironi jika para birokrasi menyalahkan mahasiswa sepenuhnya, memberi kecaman tegas kepada mereka tanpa menelisik apa penyebab di balik semua ini. Sungguh tidak wajar ketika menyalahkan mahasiswa  sementara di sudut lain mereka (para pengambil kebijakan) dengan seenaknya mengesampingkan pendidikan karakter yang sebenarnya buah dari pendidikan agama.

Degradasi moral terjadi seolah sebuah kesengajaan di negara ini. Bahkan mereka tampaknya bangga dengan kebijakan yang mereka buat di lingkungan kampus. Satu kebijakan fatal yang mereka buat adalah pelaksanaan mata kuliah agama pada semester 5 atau 6. Kita tidak tahu apa latar belakang pengambilan kebijakan ini, hanya berbaik sangka saja. Namun mari kita coba kritisi, efek negative kebijakan ini . Mahasiswa sudah terlalu disibukkan dengan tugas2 mata kuliah yang tidak memiliki kaitan apa2 dengan pemahaman agama mereka. Hingga sampai ke tingkat 3 mahasiswa diajak untuk mempelajari agama mereka kembali, dengan sedikit ‘kaku’. Esensinya sudah tidak terasa. Mahasiswa sudah terlanjur disibukkan dengan pikiran2 yang lain hingga mata kuliah agama hanya dirasakan sebagai formalitas saja.

Mungkin ini tidak begitu masalah bagi mereka yang mengikuti organisasi keislaman di kampus atau di sekitar tempat tinggal mereka. Namun bagi yang lain? Mereka yang berasal dari daerah yang notabene kental dengan nilai2 keagamaan namun tidak mendapatkannya di kampus. Apalagi yang memang pada dasarnya mereka yang tidak memperdalam agama di daerahnya. Apa yang akan terjadi dengan kondisi seperti ini?

Melihat realita ini, tentu kita tidak bisa berdiam diri. Audiensi dengan berbagai kalangan termasuk dosen agama serta birokrasi terkait adalah beberapa cara yang dilakukan oleh teman2 dari Lembaga Dakwah  Kampus (LDK). Salah satunya adalah kawan2 dari Unit Kegiatan Mahasiswa Islam (UKMI) Ar- Rahman UNIMED yang merasa terpanggil untuk memperbaiki karakter mahasiswa muslim lewat pendidikan agama. Kegiatan yang mereka lakukan adalah Mentoring melalui Badan Semi Otonom UKMI, ICL (Islamic Character Learning). Di sini, mahasiswa muslim bisa belajar agama Islam gratis yang dibimbing oleh para kakak/ abang yang diseleksi dengan ketat. Output dari kegiatan ini adalah terbentuknya mahasiswa muslim yang ber- Islam dengan baik. Minimal solat lima waktu, baca Al Qur’an, dan berakhlak mulia (berkarakter). Ketiga poin ini akan mengajak diri mereka untuk selalu berbuat kebajikan dimana pun mereka berada. Penjagaan akan selalu dilakukan kepada para mentee (peserta) agar ibadah mereka tetap terlaksana.

Urgensi mentoring sangat dirasakan dalam pembentukan mahasiswa yang berkarakter. Tidak cukup hanya dengan menyisipkan pendidikan karakter lewat beberapa mata kuliah umum, namun perlu mata kuliah khusus. Untuk itu, mentoring harapannya bisa dijadikan sebagai kegiatan wajib bagi mahasiswa muslim minimal di semester awal. Kita tentu tidak ingin degradasi moral ini terus berlanjut sampai nanti menyisakan peneyesalan yang berkepanjangan.

Mahasiswa punya peranan besar dalam bidang apapun. Mahasiswa yang berkarakter adalah sosok yang akan mampu memainkan perannya dengan baik. Pendidikan karakter adalah buah dari pendidikan agama yang tidak dapat dipandang sebelah mata.  Mahasiswa berkarakter hanya akan lahir dari proses pembentukan yang benar dan berkelanjutan. Mentoring hadir sebagai satu solusi cerdas dalam membentuk mahasiswa berkarakter. Mentoring akan membawa mahasiswa pada pemahaman akan peran mereka sebagai agen perubah yang disertai dengan nilai2 keislaman. Semoga mentoring menjadi satu kegiatan rutin di setiap kampus tanah air yang dimonitori langsung oleh pihak birokrasi dan jajarannya. (05/02san)

Senin, 02 Januari 2012

Simposium FSLDK SUMUT lahirkan kader dakwah yang siap dalam kondisi apapun

oleh : http://setetesembunqothrunnada.blogspot.com/
Jalan dakwah bukan sebuah perjalanan yang ditaburi bunga atau dihampari permadani tapi jalan dakwah adalah jalan yang dipenuhi onak dan duri. Maka dibutuhkan semangat dan keistiqomahan untuk melangkah menuju kemengan dakwah ini, agar Sumatera Utara Madani segera terwujud. Keistiqomahan lahir dari sebuah pemahaman yang mendalam, kesamaan visi, kesatuan gerak, dan kemauan kuat untuk mengabdikan diri pada dakwah Islam.
            Simposium LDK Se- Sumatera Utara hadir dalam rangka gebrakan perbaikan bersama dengan tema  “AKSELERASI PERAN LEMBAGA DAKWAH KAMPUS DALAM REKONSTRUKSI KARAKTER INTELEKTUAL MUDA MENUJU SUMATERA UTARA MADANI”
            Kegiatan yang berlangsung selama 3 hari (30-31 Desember 2011 – 1 Januari 2012) ini merupakan program kerja dari PUSKOMDA Sumut dimana panitia berasal dari 5 LDK di kota Medan; UKMI Ar- Rahman UNIMED, LDK Al- Izzah IAIN SU, UKMI Ad- Dakwah USU, UKMI An- Najwa POLMED, dan LDK R. Jannah UMN.
Simposium ini digelar di gelanggang H. Anif Universitas Negeri dengan rangkaian acara :
1.      Stadium General“Peran LDK dalam Membangun Karakter Intelektual Muda”
2.      Seminar Internalisasi Mentoring se- Sumatera Utara “Revitalisasi Peran LDK dalam    Pendidikan Karakter Pemuda”
3.      Pelatihan Manajemen Dakwah Kampus yang dibagi menjadi 3 kelas yaitu :
            a. Kaderisasi
            b. Syiar dan Fundrising
            c. Rapat Koordinasi Daerah (RAKORDA)
            Acara yang dihadiri oleh 300 peserta yang merupakan para aktifis dakwah kampus dari berbagai universitas di Sumatera Utara itu berlangsung hikmad. Para aktifis dakwah kampus itu berkumpul bersama dan menyatukan tekad untuk menegakkan islam dan menyebarkan fikroh keislaman di kampus masing-masing. Sebab itu para peserta sangat antusias untuk mendapatkan bekal ilmu pengetahuan di acara simposium ini.
            Takbir pun membahana membangkitkan semangat juang para kader dakwah untuk memaksimalkan peran LDK dalam merekonstruksi karakter intelektual muda dan memperbaiki moral bangsa.  Dengan semangat juang yang tinggi itulah kader dakwah  yang siap dalam kondisi apapun lahir dari simposium ini.
            Dalam rapat koordinasi daerah, ketua PUSKOMDA, Cholid Wijaya menyatakan bahwa LDK saat ini harus membangkitkan kepercayaan diri, hilangkan kebodohan, perkuat pemahaman dan fikroh, dan meningkatkan silaturrahim agar LDK tidak lagi menjadi organisasi yang terbelakang. Maka, membangun jaringan juga merupakan hal sangat penting untuk memajukan LDK di SUMUT.
            Dengan bekal pemahaman dan semangat juang yang dimiliki kader dakwah, koordinasi yang jelas antar LDK se-SUMUT, serta jaringan yang luas dengan masyarakat maka Sumatera Utara Madani akan segera terwujud.

Selasa, 27 Desember 2011

Lelah, Sebuah Mata Rantai

Staff Div. Ke- LDK- an Puskomda Sumut 2011- 2013
Lelah, Sebuah Mata Rantai. Setiap kita pasti pernah merasakan lelah. Apakah ia disebabkan aktivitas fisik yang cukup banyak dan sulit, atau mungkin saja aktivitas pikiran yang beranekaragam dan rumit. Kesemuanya akan akan membawa kita pada satu keadaan dimana kita butuh istirahat. Tidak terkecuali siapapun kita tentu butuh saat- saat untuk memulihkan kembali energi itu. Walau tak jarang masa- masa istirahat itu adalah masa yang paling rentan terjadinya sesuatu yang dikhawatirkan, berhenti.

Kelelahan adalah sunnah kauniyah; tabiat kehidupan. Sejak lahir kelelahan sudah menemani perjalanan hidup manusia. Allah berfirman:” Sungguh kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.”(QS. Al Balad:4). Bayi yang baru lahir terus berusaha menghirup udara yang selama ini belum pernah sekalipun berhubungan dengannya. Begitupun pencernaan dan organ tubuh lainnya yang baru memulai fungsinya masing- masing. Tentu keadaan yang sangat berat. Kemudian berlanjut pada proses merangkak, berjalan, dan gerakan lainnya yang kesemuanya itu adalah kelelahan.

Tidak hanya manusia tentunya, demikian hewan. Burung yang harus bersusah payah terbang ke sana kemari untuk mendapatkan makanan. Ikan yang berenang di lautan dangkal. Lebah berpindah dari satu bunga ke bunga yang lain. Cacing yang berjuang keras untuk menembus tanah berliku- liku nan keras untuk mendapatkan makanan. Dan hewan lainnya. Kita mendapati ternyata kelelahan dibutuhkan untuk mencapai kesinambungan hidup. Satu kalimat yang mungkin bisa mewakili, ‘tetaplah menjadi kepompong jika takut lelah dan berkorban’.

Bagi seorang muslim, rasa lelah tidak semata hanya situasi yang tidak nyaman secara fisik maupun batin. Rasa itu mengantarkan kita pada kesadaran bahwa Allah lah yang Maha Sempurna. Sekuat apapun kita, ada masa istirahat yang kita butuhkan. Sehebat apapun kita, pasti tidak akan mampu menjangkau semua hal. Sepandai apapun kita, tentu tidak akan mampu menjangkau semua ilmu pengetahuan. Karena kita manusia, punya rasa lelah. Namun tidak dengan Allah. Jadi bersyukurlah ketika lelah menyapa, dan bawa ia pada kesadaran akan ke Maha Sempurnya Allah dan kehinaan diri kita di hadapan- Nya.

Rasa lelah akan hadir sesuai dengan jadwalnya. Ibnu Qayyim Al Jauzi berkata, “Orang- orang berakal dari seluruh umat sepakat bahwa nikmat itu tidak bisa dicari dengan cara yang nikmat. Dan barangsiapa yang bersantai- santai, justru akan kehilangan kenyamanan yang sesungguhnya. Sebab, seperti apa kadar kesulitan dan kelelahan, seperti itu pula kenyamanan yang akan didapatkan. Tak aka nada kesenangan bagi yang tidak punya kehendak kuat. Tak ada kesenangan bagi yang tak punya kesabaran. Tak ada karunia kenikmatan bagi yang tidak mau bersusah payah. Tak ada kebahagiaan bagi yang tak berlelah- lelah. Bahkan bila seorang Muslim mau berlelah sedikit, sesungguhnya ia berbalas dengan kelapangan yang panjang. Jika ia mau menahan beratnya sabar barang sesaat, ia akan diantarkan ke kehidupan yang lebih abadi. Semua jalan menuju kenikmatan, memerlukan saat- saat kesabaran. Dan hanya Allah tempat meminta pertolongan.”

Selanjutnya, dibawa kemana rasa lelah itu? Bawalah ia pada ketundukan kepada Allah. Sungguh kita akan menyadari betapa pentingnya Dia saat- saat sulit sseperti ini. Bila rasa lelah datang dan terus menekan diri kita, itulah saat yang sangat tepat untuk bermunajat kepada Allah.
Seringkali, sepanjang perjalanan hidup kita justru hanya bertahan untuk hidup hingga menyita hampir seluruh rasa lelah. Semangat untuk merencanakan, memulai, dan mengerjakan sesuatutiba- tiba sirna jika rasa ini hadir. Tak jarang banyak yang tidak mampu menjalani proses ini hingga mereka berguguran dan menyatakan berhenti tuk berusaha.

Seorang penyeru kebenaran hendaklah memahami bahwa dialah yang membutuhkan dakwah, bukan sebaliknya, Hingga futurnya seorang aktivis dakwah bisa jadi merupakan indikasi dari rendahnya pemahaman dan komitmen terhadap dakwah Islam. Maka amatlah penting bagi setiap kita untuk merenungkan ayat Allah, “Dan jika kamu berpaling niscaya Dia akan mengganti kamu dengan kaum yang lain ; dan mereka tidak akan seperti kamu.”(QS. Muhammad:38)

Lelah tidak masalah. Ia hanya sebuah siklus. Membawa kita menuju kesadara akan ke- Maha Sempura- an Rabb kita. Ia adalah tabiat kehidupan. Bahkan menjadi satu masalah jika kita tidak merasakan kelelahan. Pundak- pundak yang kuat untuk menjalankan berbagai amanah akan menghadirkan kelelahan yang berarti di hadapanNya. Kelelahan yang akan mengantarkan kita pada pemahaman yang benar, bahwa kelelahan berbanding lurus dengan keberhasilan. Sebab kelelahan adalah mata rantai yang tak terpisahkan dari sebuah kesenangan. Jika tak ingin lelah, tetaplah menjadi kepompong! (28/12san)



*Selamat berlelah ria kepada semua sahabat2 yang multi-amanah. Amazing!

Jumat, 16 Desember 2011

Simposium LDK Se- Sumatera Utara

"Barang siapa yang keadaan amalnya hari ini lebih jelek dari hari kemarin, maka ia celaka. Barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia termasuk orang yang merugi. Dan barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ia termasuk orang yang beruntung." (HR. Bukhari)

Continuous Improvement!
Mungkin kata itulah yang mewakili setiap gerak langkah kita dalam hidup ini. Ya memang seyogyanya seperti itu. Begitupun dalam perjalanan dakwah ini. Dibutuhkan kepahaman, kesamaan visi, kesatuan gerak, dan kemauan kuat untuk selalu memperhatikan keberjalanan dakwah agar lebih baik.
Simposium LDK Se- Sumatera Utara hadir dalam rangka gebrakan perbaikan bersama. Kegiatan yang berlangsung selama 3 hari ini merupakan program kerja dari PUSKOMDA Sumut dimana panitia berasal dari 5 LDK di kota Medan; UKMI Ar- Rahman UNIMED, LDK Al- Izzah IAIN SU, UKMI Ad- Dakwah USU, UKMI An- Najwa POLMED, dan LDK R. Jannah UMN. SimposiK kali ini mengangkat tema:
“AKSELERASI PERAN LEMBAGA DAKWAH KAMPUS DALAM REKONSTRUKSI KARAKTER INTELEKTUAL MUDA MENUJU SUMATERA UTARA MADANI”

Berikut rangkaian kegiatannya:

Jumát, 30 Desember 2011


08.00- 09.30 : Registrasi Peserta
09.30- 11.00 : Opening Ceremony
11.00- 11.45 : Stadium General
“Peran LDK dalam Membangun Karakter Intelektual Muda”
11.45- 14.00 : SHOMAI
14.00- 15.30 : Seminar Internalisasi Mentoring se- Sumatera Utara
“Revitalisasi Peran LDK dalam Pendidikan Karakter Pemuda”
15.30- 16.15 : ISHO
16.15- 17.30 : Penampilan Kebudayaan Sumatera Utara oleh 4 LDK
17.30- 20.30 : Persiapan pribadi dan SHOMAI
20.30- 22.30 : Forum Diskusi
22.30- 03.30 : Istirahat

Sabtu, 31 Desember 2011

03.30- 06.30 : Qiyamullail, Sholat Subuh, Tilawah, Kultum
06.30- 07.00 : Riyadhoh
07.00- 08.30 : Persiapan pribadi dan Sholat Dhuha
08.30- 09.00 : Pengkondisian forum
09.00- 12.00 : PMDK
Kelas A: Kaderisasi, Kelas B: Syiar, Kelas C: Rakorda
12.00- 13.30 : SHOMAI
13.30- 15.30 : Lanjutan PMDK
15.30- 16.10 : ISHO
16.10- 16.30 : Ice Breaking
16.30- 17.45 : Launching BK Puskomda
17.45- 20.30 : Persiapan pribadi dan SHOMAI
20.30- 22.30 : Forum Diskusi
22.30- 03.30 : Istirahat

Ahad, 01 Januari 2012

03.30- 06.30 : Qiyamullail, Sholat Subuh, Tilawah, Kultum
06.30- 07.00 : Riyadhoh
07.00- 08.30 : Persiapan pribadi dan Sholat Dhuha
08.30- 09.00 : Pengkondisian forum
09.00- 12.00 : Konser Amal Peduli Palestina
12.00- 13.30 : SHOMAI
13.30- 15.30 : Refleksi Perjalanan Dakwah Kampus Sumatera Utara
“Napak Tilas Perjalanan Dakwah Kampus Sumatera Utara”
15.30- 16.15 : ISHO
16.15- 17.30 : Closing Ceremony

_Simposium Berkah_

Jumat, 22 Juli 2011


                                                           HAN : Bukan Sekedar Ceremonial
 
Setiap orang pasti pernah merasakan jadi anak-anak, meskipun indahnya masa anak-anak setiap orang berbeda-beda. Anak bagai tumbuhan baru yang harus dirawat dan dijaga agar pertumbuhannya sempurna. Keistimewaan hidup menjadi anak-anak diabadikan dalam hari penting yang diperingati setiap tahunnya, yaitu Hari Anak Nasional.

Hari Anak Nasional (HAN) diadakan berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 44/1984 tentang Hari Anak Nasional, telah ditetapkan tanggal 23 Juli sebagai Hari Anak Nasional (HAN). Peringatan HAN diselenggarakan setiap tahun sejak 1986 sampai sekarang. Peringatan HAN pada hakekatnya merupakan momentum yang penting untuk menggugah kepedulian maupun partisipasi seluruh Rakyat Indonesia dalam menghormati dan menjamin hak-hak anak tanpa diskriminasi, memberikan yang terbaik bagi anak, menjamin semaksimal mungkin kelangsungan hidup dan perkembangan anak serta menghargai pendapat anak. Hari Anak Nasional diperingati mulai di tingkat Pusat, Daerah dan Perwakilan RI di Luar Negeri. Pelaksanaan Hari Anak Nasional dikoordinasikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) yang setiap tahunnya akan menunjuk 1 Departemen/Kementerian teknis secara bergantian sebagai Penyelenggara Hari Anak Nasional.

 Namun sayang, acara-acara yang ada tiap tahunnya terlihat hanya sebatas ceremonial belaka, perlombaan menggambar, menulis puisi, menyanyi atau jenis perlomabaan lain untuk anak-anak, tanpa ada imbas yang jelas setelah perigatan HAN, lebih parah lagi terkadang HAN dijadikan ajang janji buat para “pengumbar janji”, padahal kondisi anak Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Berdasarkan data dari Pusat Pendidikan dan Informasi Hak Anak (KKSP) sepanjang tahun 2011 ini terdapat 15 kasus diskriminasi anak di bidang pendidikan. Di saat Indonesia, pemerintah Sumatera Utara, melakukan peringatan puncak hari anak nasional, dengan mengundang begitu banyak anak-anak dari sekolah dan mengedepankan cerdas sebagai salah satu sub-tema Hari Anak Nasional namun pada belahan lain di bumi Sumatera Utara masih terjadi diskriminasi pada anak-anak di dunia pendidikan.

 Direktur Eksekutif Yayasan KKSP, Muhammad Jailani memaparkan sebuah contoh kasus tentang hal ini. Ketika seorang anak ingin mendaftar di satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kota Padangsidimpuan dengan alasan anak tersebut penderita cacat pada bagian kaki. Pihak sekolah menyatakan penolakan tersebut berdasarkan pada SK Walikota Padangsidimpuan. Tentu ini pelanggaran pada hak anak dalam pendidikan. Sejatinya UUD 1945 dan Konvensi Hak Anak, dan juga UU Sistem Pendidikan Nasional menjamin tak ada diskriminasi dalam pendidikan. Belum lagi kasus kekerasan terhadapa anak. Komisi Nasional Perlindungan Anak mencatat sebanyak 1.826 kasus kekerasan terhadap anak terjadi di berbagai daerah sejak Januari hingga Mei 2010, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Kasus penjualan anak dibawah umur, kasus-kasus eksploitasi anak dan berbagai macam kasus lain seputar anak.

Bukan harapan semu dan tak bisa dipungkiri lagi bahwa ditangan anak-anaklah masa depan bangsa ini. Bagimana bangsa ini bisa maju ditangan para generasi yang terlahir dan hidup dalam era kemutakhiran dan kecanggihan teknologi yang tak terbendung. Anak-anak Indonesia bukan hanya terkepung oleh derasnya arus teknologi, tapi juga dihadapkan dengan kemunduran nilai-nilai akhlak. Isu korupsi yang membudaya, hutang negara yang semakin besar jumlahnya. Ini menjadi beban anak-anak yang kelak menjadi penerus masa depan bangsa bahkan sebelum ia lahir kedunia. Meneyedihkan.
HAN bukan hanya milik anak-anak orang kaya yang mampu membayar guru privat, guru ngaji atau segala bentuk guru. HAN juga milik anak-anak Indonesia yang hidup dijalanan, jika mereka belum merasakan indahnya hidup menjadi anak-anak seperti kebanyakan anak-anak lain, pantaskah HAN dikatakan berhasil? Sebuah pertanyaan besar buat negeri ini. Islam mengajarkan bahwa anak adalah anugrah, titipan illahi yang harus disyukuri, mungkin ini yang diadopsi oleh negeri ini, hingga keluarlah UU bahwa “ anak jalanan dan fakir miskin dipelihara oleh negara”. Tapi nyatanya?

Ini menjadi PR kita bersama, tak hanya pemerintah. Mahasiswa juga mampu berbuat sesuatu, tak hanya sekedar menuntut pemerintah dan teriak-teriak dijalan. Mulai saja dengan orang terdekat.. Tugas besar buat para orang tua atau yang akan menjadi orang tua. Setiap orang tua akan diminta pertanggung jawaban atas apa yang diajarkan untuk anaknya, mendidik anak bukan hanya dengan kekerasan tapi mengajari mereka dengan ilmu dan amal. Dengan didikan sejak dini semoga masa depan anak-anak Indonesia lebih membawa perubahan kepada bangsa Indonesia.

Selamat Hari Anak Nasional, 23 Juli 2011. Semoga anak-anak Indonesia tak ada lagi yang tak sekolah, tak ada lagi yang tak kelaparan, tak ada lagi yang melepas masa anak-anaknya begitu saja. Semoga ini bukan harapan semu... Ya Robb, lindungi kami semua, anak-anak Indonesia, juga anak-anak di negeri lainnya.



 

Jumat, 15 Juli 2011

Lembaga Dakwah Kampus se-Indonesia Mendukung Freedom Flotilla II

BISMILLAHIROHMAANIRROHIIM

            Berkaitan dengan misi kemanusiaan “Freedom Flotilla II” yang kini tengah berjuang untuk berlayar ke Jalur Gaza guna menghentikan blokade zionis yahudi atas Jalur Gaza. Namun saat ini kapal-kapal yang tergabung dalam misi mulia tersebut ditahan di pelabuhan Yunani oleh otoritas pemerintahan Yunani.
     Maka kami lembaga dakwah kampus se-Indonesia yang tergabung dalam Forum Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) menyatakan sikap sebagai berikut :
1. Mendukung penuh misi kemanusiaan armada Freedom Flotilla II untuk mengakhiri blokade zionis Yahudi atas jalur Gaza.
2. Mengecam tindakan Pemerintah Yunani yang menahan kapal-kapal yang tergabung dalam Freedom Flotilla II di pelabuhannya.
3. Menuntut pemerintah Yunani untuk menghentikan kebijakannya menghalangi Freedom Flotilla II dan membebaskan kapten kapal “The Audacity of  Hope” yangditangkap.
4. Menyerukan kepada masyarakat Indonesia dan dunia untuk senantiasa mendukung upaya-upaya terhadap pembebasan Palestina.

Jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kalian wajib memberikan pertolongan.”(QS. Al-Anfal [8] : 72)

Yoyakarta, 6 Juli 2011
BK Isu Dunia Islam
Pusat Komunikasi Nasional
FSLDK Indonesia

Aksi mendukung Freedom Flotilla II
9-10 Juli 2011 serentak se-Indonesia.
CP :
Arif Nurhayanto (085235396568)